Mogok Kerja Bikin Keuangan Goyang Boeing Bakal PHK 17 Ribu Pegawai

Boeing, produsen pesawat asal Amerika Serikat, akan melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap 17 ribu karyawan mereka, atau sekitar 10 persen dari total karyawan di seluruh dunia. Keputusan ini diambil karena kondisi keuangan perusahaan yang sedang bermasalah. Boeing mengalami masalah ini setelah 33 ribu pegawai melakukan mogok kerja yang berujung pada penghentian produksi pesawat 737 Max, 767, dan 777.

CEO Boeing, Kelly Ortberg, menyatakan bahwa perusahaan akan merombak struktur tenaga kerja mereka untuk menyesuaikan dengan kondisi keuangan dan fokus pada prioritas yang ada. Mereka berencana untuk mengurangi jumlah pekerja sekitar 10 persen dalam beberapa bulan ke depan. Selain itu, Boeing juga akan menunda peluncuran pesawat baru 777X hingga tahun 2026 karena masalah sertifikasi dan uji terbang yang terhenti.

Boeing juga akan menghentikan program kapal barang 767 pada tahun 2027, namun akan menyelesaikan dan mengirim 29 pesawat barang yang sudah dipesan. Produksi tanker KC-46A akan tetap dilanjutkan. Perusahaan juga berencana mencabut kebijakan merumahkan karyawan yang diumumkan pada bulan September.

Thomas Hayes, manajer ekuitas dari Great Hill Capital, menganggap langkah besar yang diambil oleh Boeing ini berpotensi mengakhiri mogok kerja yang dilakukan oleh serikat pekerja. Pengumuman tersebut diharapkan dapat memberikan tekanan kepada para pegawai untuk menghentikan aksi mogok. Hayes memperkirakan bahwa mogok kerja akan berakhir dalam waktu seminggu karena para pekerja tidak ingin termasuk dalam daftar 17 ribu orang yang di-PHK.

Boeing telah mengalami masalah finansial dalam beberapa waktu terakhir, dengan mencatat kerugian sebesar US$5 miliar pada kuartal III 2024. Mereka memperkirakan pendapatan sekitar US$17,8 miliar pada tanggal 23 Oktober, namun angka tersebut sebenarnya sudah mencakup kerugian sebesar US$9,97 per saham. Perusahaan berharap arus kas negatif mereka akan lebih baik dari perkiraan sebesar US$1,3 miliar.

Dengan situasi yang sedang sulit ini, Boeing harus mengambil langkah-langkah penting untuk memperbaiki kondisi keuangan mereka. Semoga dengan restrukturisasi tenaga kerja dan penundaan peluncuran pesawat baru, Boeing dapat kembali ke jalur yang benar dan mengatasi masalah yang sedang dihadapi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *