Wakil KPAD Berbicara Mengungkap Kejadian di SMPN Bekasi

Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) Kota Bekasi menegaskan bahwa tidak ada perundungan yang terjadi di salah satu SMP Negeri di Kota Bekasi. Hal ini disampaikan setelah beredar video rekaman yang menunjukkan beberapa remaja laki-laki melakukan tindakan kekerasan terhadap korban yang mengenakan seragam sekolah. Dalam video tersebut, terlihat tiga orang remaja memukul dan menarik dua siswa laki-laki yang tampak terdiam dan menundukkan kepala.

Novrian, Wakil Ketua KPAD Kota Bekasi, menjelaskan bahwa setelah melakukan assessment dan melihat data yang ada, tidak ditemukan indikasi perundungan dalam insiden tersebut. Menurut Novrian, kejadian bermula ketika korban menurunkan hiasan 17 Agustus di lingkungan SD Negeri di Jatimekar. Penjaga sekolah kemudian memberikan peringatan terkait tindakan tersebut.

Namun, tindakan penurunan hiasan tersebut dipandang sebagai provokasi oleh teman-teman pelaku. Hal ini kemudian berujung pada pemukulan dan penamparan terhadap korban. Novrian menekankan bahwa meskipun tidak ada unsur perundungan dalam kasus ini, penanganan yang dilakukan oleh pihak sekolah dianggap berlebihan dan salah.

Novrian menyatakan bahwa seharusnya penjaga sekolah memanggil siswa secara privat untuk menanyakan maksud tindakan mereka, agar tidak memicu provokasi lebih lanjut. Pihak KPAD akan bertemu dengan kepala sekolah untuk meminta klarifikasi mengenai kejadian ini.

Meskipun demikian, Novrian mengatakan bahwa pihak sekolah telah berhasil menjembatani kasus tersebut dan kedua belah pihak, baik anak-anak maupun orangtua, sudah saling memaafkan. Fokus saat ini adalah pada dampak psikologis yang mungkin dialami oleh korban dan pelaku.

Sebelumnya, Ketua Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Sekolah (TPPKS) Kota Bekasi, Wijayanti, juga mengonfirmasi adanya aksi perundungan yang melibatkan siswa SMP negeri di Kota Bekasi. Peristiwa tersebut diketahui terjadi di salah satu SD negeri di Jatimekar di luar jam sekolah dan dipicu oleh tindakan korban yang ingin melepas hiasan kemerdekaan.

Wijayanti menyebut bahwa kasus tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan dan siswa yang terlibat sudah mendapatkan pembinaan. Kedua belah pihak telah saling memaafkan dan tidak ada luka fisik yang ditimbulkan dari insiden tersebut.

Dengan demikian, KPAD dan TPPKS Kota Bekasi berharap agar kejadian seperti ini tidak terulang di masa mendatang. Penting bagi semua pihak, baik sekolah, orangtua, maupun siswa, untuk selalu menjaga sikap dan perilaku yang positif serta menghindari segala bentuk kekerasan dan perundungan di lingkungan pendidikan. Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keamanan dan kenyamanan di lingkungan sekolah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *