Alasan Airlangga Soal Banyaknya Mal di Jakarta

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan alasan di balik banyaknya mal di Jakarta. Menurutnya, tingginya pendapatan di Jakarta menjadi faktor utama penyebabnya. Airlangga menyatakan bahwa pertumbuhan sektor ritel di Jakarta jauh lebih kuat dibandingkan dengan wilayah lainnya. Hal ini dikarenakan rata-rata pendapatan per kapita di Jakarta mencapai lebih dari US$ 20.000 per tahun. “Mengapa Jakarta begitu kuat? Karena pendapatan per kapita di Jakarta telah melampaui middle income trap, dengan rata-rata pendapatan mencapai US$ 20.000 per tahun. Tentu saja hal ini mendorong pertumbuhan jumlah mal,” ujar Airlangga dalam acara Indonesia Ritel Summit 2024 di Swissôtel Jakarta, Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara pada Rabu (28/8/2024).

Menurutnya, ekspansi mal dapat mencerminkan pertumbuhan daya beli dan pendapatan kelas menengah di berbagai daerah. Indonesia memiliki populasi kelas menengah yang cukup besar. “Sebenarnya jika kita memantau pertumbuhan ekonomi, kita bisa melihat jenis ritel apa yang ada di suatu kota untuk mencerminkan seberapa tinggi pendapatan per kapitanya. Jumlah Alfamart, Indomaret, Ace Hardware, dan Rumah Kita dapat menjadi indikator ekonomi nasional. Begitu juga dengan jumlah outlet iBox yang menjadi indikator daya beli ritel kita,” jelasnya.

Airlangga juga mengklaim bahwa PIK merupakan salah satu tempat favorit bagi generasi muda, selain Jakarta. Dia berharap fenomena ini tidak hanya terjadi di PIK dan Jakarta, tetapi juga diikuti oleh wilayah lainnya. Airlangga menilai bahwa wilayah lain juga memiliki potensi karena pendapatan per kapita hampir menyamai Jakarta, seperti Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, dan Sumatera Selatan. “Kita ingin dukungan tidak hanya terfokus di Jakarta, tetapi juga merata di seluruh Indonesia, seperti Kaltim, Kalimantan Utara, yang memiliki pendapatan per kapita sekitar US$ 17.000 per tahun. Beberapa wilayah di Sumsel juga memiliki pendapatan per kapita yang cukup tinggi,” tambahnya.

Berdasarkan data Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), terdapat 96 mal yang beroperasi di Jakarta. Mal terbanyak terdapat di Jakarta Selatan sebanyak 28 buah, diikuti oleh Jakarta Pusat dengan 22 mal, Jakarta Utara dengan 18 mal, Jakarta Barat dengan 16 mal, dan Jakarta Timur dengan 12 mal. Dengan adanya jumlah mal yang begitu besar, menunjukkan bahwa sektor ritel di Jakarta terus berkembang pesat.

Diharapkan dengan adanya pertumbuhan sektor ritel yang kuat di Jakarta, dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Semoga hal ini juga dapat diikuti oleh wilayah-wilayah lainnya di Indonesia, sehingga pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat semakin meningkat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *